’Ali bin Abi Thalib adalah seorang sahabat yang sangat jenius. Ia dibesarkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan berkesempatan menemani Nabi selama 30 tahun. Ibnu Ishaq menceritakan dari Mujahid bin Jabir bahwa ketika suku Quraisy didera krisis pangan, Abu Thalib memiliki banyak tanggungan anak. Nabi Saw. pun berinisiatif membantu mereka dengan mengajak pamannya yang kaya di antara Bani Hasyim, yaitu ’Abbas. Kata Nabi, ”Paman, Abu Thalib memiliki banyak keluarga yang harus ditanggungnya. Padahal, seperti engkau lihat sendiri, kita semua sedang mengalami kesulitan hidup. Bagaimana kalau kita menemui Abu Thalib dan membantunya meringankan bebannya. Aku akan mengasuh salah satu anaknya, dan engkau juga akan mengasuh satu anaknya”.Table of Contents Show 1. Belajar Langsung kepada Rasulullah saw2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh3. Berguru Pada Ahlinya4. Mengikat Ilmu dengan Menuliskannya5. Merangkai Kata-Kata Indah6. Memahami kemampuan Diri7. Mengamalkan IlmunyaVideo yang berhubungan ’Abbas menerima ajakan Nabi tersebut. Mereka berdua pun pergi ke rumah Abu Thalib. Setelah bertemu Abu Thalib, mereka berdua berkata, ”Kami berdua ingin membantumu meringankan beban keluargamu dengan mengasuh anak-anakmu sampai keadaan yang sulit ini pulih kembali.” Abu Thalib menjawab, ”Tinggalkan ’Aqil bersamaku di sini. Masing-masing kalian boleh memilih selain dia”.Setelah itu, Nabi membawa ’Ali sedangkan ’Abbas membawa Ja’far untuk dirawat dan dididik. Sejak itu, ’Ali hidup bersama Nabi Muhammad hingga Allah mengangkat beliau menjadi Nabi dan Rasul. ’Ali pun mengikuti beliau, beriman kepada beliau dan membenarkan risalah beliau. Sedangkan Ja’far tinggal bersana ’Abbas sampai ia masuk Islam dan bisa hidup adalah salah satu intelektual terbesar di antara para sahabat Nabi. Sebagaimana Aristoteles, beliau juga dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan Islam. Di dalam kitab Izalat Al-Khifa’, Shah Waliyullah memuji intelektualitas ’Ali yang tinggi sebagai akibat didikan yang diberikan Nabi. Kenyataan ini dikuatkan oleh pernyataan Nabi sendiri, ”Aku adalah gudang ilmu pengetahuan dan ’Ali adalah gerbangnya”. Ia juga dianggap sebagai ahli tafsir. Selama 6 bulan pertama kekhalifahan Abu Bakar, ia mengatur bab-bab Al-Qur’an menurut urutan waktu turunnya wahyu.’Ali juga dikenal sebagai seorang mujtahid dan pakar hukum pada zamannya. Ia mampu menyelesaikan hal-hal yang pelik dan yang paling musykil sekalipun. Bahkan ’Umar dan sayyidah ’Aisyah menyampaikan berbagai kesulitan yang mereka hadapi kepada beliau. Dikisahkan, pada suatu waktu 2 perempuan bertengkar memperebutkan seorang bayi laki-laki. Masing-masing menyatakan bahwa bayi itu adalah anaknya. Kedua perempuan itu lalu dibawa menghadap ’Ali. Sesudah mendengarkan penjelasan masing-masing dari kedua perempuan tersebut, ia memerintahkan agar bayi itu dipotong-potong. Mendengar hal itu, seorang di antara perempuan tadi langsung menangis dan dalam linangan air mata memohon kepada khalifah untuk menyelamatkan si bayi dan dialah ibu si bayi yang sesungguhnya. ’Ali langsung memberikan bayi itu pada ibunya, dan menghukum perempuan yang satunya lagi. ’Umar pernah mengomentari ’Ali sebagai berikut, ”Semoga Allah melindungi; kita boleh saja menghadapi isu yang kontroversial, tetapi ’Ali selalu bisa menyelesaikannya.”Suatu hari, seorang wanita jatuh cinta kepada seorang pemuda dari sahabat Anshar. Karena pemuda itu tidak mau memenuhi keinginannya, wanita tersebut melakukan tipu muslihat terhadap pemuda tadi. Dia mengambil telur, kemudian kuning telurnya dia buang dan putih telurnya ia tumpahkan ke kedua paha dan itu kemudian datang kepada khalifah Umar bin al-Khatthab sambil berteriak, “Laki-laki ini telah memperkosa saya dan mempermalukan saya pada keluarga saya. Ini adalah bekas bertanya kepada beberapa wanita, mereka menjawab, “Di badan dan pakaiannya ada bekas sperma.” Umar berniat akan menghukum pemuda itu, tetapi ia memohon pertolongan seraya berkata, “Wahai amirul mukminin, hendaknya Anda lihat dulu perkara saya. Demi Allah, saya tidak melakukan zina dan tidak pernah berniat melakukannya. Dia merayu saya, lalu saya menjaga diri.”Mendengar penjelasan itu, Umar memanggil Ali dan bertanya, “Wahai Abu al-Hasan, bagaimana pendapat Anda mengenai perkara mereka berdua?.” Ali kemudian melihat cairan yang ada di baju di wanita. Dia meminta diambilkan air panas yang mendidih. Ketika Ali menuangkan air ke baju wanita tersebut, ternyata putih telur itu mengkristal. Ali kemudian mengambilnya, menciumnya dan mencicipinya. Dengan demikian, Ali tahu bahwa yang ada di baju wanita itu bukan sperma, tetapi putih telur yang sengaja ditumpahkan untuk menjebak pemuda yang dicintainya tadi. Ali lantas mengancam wanita tersebut hingga akhirnya mengakui perbuatannya. kecerdasan khalifah ali bin abi thalib itu membaca al quran maaf bila ada kesalahan Bertepatan dengan di mulainya kembali proses pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan tanggal 13 Juli 2020 sebagai hari dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021. Oleh karena itu, perlu kita mengulas kembali tentang enam hal sebagai modal dalam mencari ilmu. Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya Ta’lim Muta’allim membahas sebuah syair dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra, yang artinya “Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan memberitahukan secara lengkap, yaitu Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama”. Poin pertama yang disebutkan adalah kecerdasan. Pada tulisan ini akan dibahas terkait dengan 7 Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib. 1. Belajar Langsung kepada Rasulullah saw Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang pertama adalah belajar langsung kepada Rasulullah Saw. sejak usia 6 tahun, ia tercatat sebagai anak angkat dan hidup satu atap bersama Rasulullah saw. Sejak usia anak-anak Ali telah mendapat pengasuhan dan pendidikan langsung di dalam keluarga Rasulullah saw. Tidak hanya itu, dengan hidup bersama keluarga Rasulullah saw, ia dengan sendirinya juga dapat mengamati dan mempelajari apa saja yang berkaitan dengan Rasulullah saw beserta keluarganya, baik yang berhubungan dengan tingkah laku maupun ucapan. Rasulullah saw benar-benar mendidik Ali. Hal ini terlihat tatkala beliau semakin dekat untuk menerima gelar kenabian. Ali sering diajak oleh beliau untuk menyepi di gua Hira. Bahkan, Ali juga diajak untuk mendaki bukit-bukit sekeliling Makkah untuk menikmati keindahan dan keunikan bukit serta merenungkan kebesaran ciptaan Allah swt. Oleh karena itu, Tak heran apabila kecerdasan dan kedalaman dalam ilmu Agama Islam seorang Ali tidak diragukan. Bahkan Nabi bersabda “Aku adalah pintunya Ilmu, dan Ali adalah kuncinya”. 2. Belajar dengan Sungguh-Sungguh Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang kedua adalah menanamkan kesungguhan dalam belajar atau belajar dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan dalam belajar telah menjadikannnya memiliki kecerdasan luar biasa. Kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar terlihat dengan nyata tatkala ia berada di bawah asuhan Rasulullah saw. Ia sering mengamati apa yang dikerjakan oleh Rasulullah saw kemudian memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Dari kesungguhannya dalam belajar kepada Rasulullah saw ia sejak kecil tidak pernah sedikitpun mengikuti tingkah laku orang-orang jahiliah yang banyak disekelilingnya. Ia tidak pernah melakukan zina sebagaimana orang jahiliah melakukannya. Ia tidak menyembah berhala sebagaimana orang-orang jahiliah melakukannya. Padahal ia hidup di tengah orang-orang jahiliah. Ihwal kesungguhan Ali bin Abi Thalib dalam belajar kepada Rasulullah saw telah menjadikannya sebagai orang pertama dari golongan anak-anak yang masuk Islam. Ia tanpa ragu sedikitpun dalam menyatakan kesetiannya kepada Rasulullah saw untuk memeluk agama Islam yang sudah didakwahkan oleh beliau secara terang-terangan. Ia menyatakan masuk Islam kurang lebih ketika usianya masih 10 tahun. 3. Berguru Pada Ahlinya Rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang ketiga adalah berguru pada ahlinya atau belajar kepada ahlinya. Telah dikatakan bahwa ia sejak kecil berada dalam asuhan Rasulullah saw, jadi ia benar-benar berguru kepada ahlinya. Tentu saja, tidak perlu dipertanyakan dan dibahas mengenai keahlian Rasulullah saw di bidang ilmu. Rasulullah saw merupakan manusia yang tiada tandingannya sepanjang sejarah. Sehingga, tak heran, jika Michael Hart, penulis buku terkenal “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah”, meletakkan Nabi Muhammad saw sebagai tokoh pertama yang meraih kesuksesan luar biasa, baik di bidang agama maupun ruan lingkup dunia. Penting untuk diketahui, seorang guru sangat menentukan bagi kecerdasan dan keberhasilan muridnya. Guru yang benar-benar ahli di bidang yang diajarkannya dapat memudahkan muridnya untuk memahami isi pelajaran yang disampaikannya. Sebaliknya, sangat sulit bagi seorang guru untuk memberikan pemahaman pelajaran yang valid dan utuh kepada muridnya jika ia sendiri tidak menguasai atau tidak ahli di bidang yang dikerjakannya. Sayyidina Ali benar-benar orang yang sangat beruntung. Karena ia dapat belajar langsung kepada ahli ilmu, bahkan gudang ilmu itu sendiri. Hasil belajar kepada ahlinya sangat dirasakan betul olehnya. Ia menjadi ahli di bidang ilmu hukum fiqh, ketuhanan teologi, bahasa dan sastra, kebijaksanaan, keberanian, dan lain-lain. Semuanya di dapat dari sang guru ahli, Rasulullah saw. Ringkasnya ketika kita mau belajar ilmu apa pun hendaknya kita belajar kepada ahlinya, karena dengan belajar kepada ahlinya kita akan mendapatkan pencerahan. Jangan sekali-kali kita belajar suatu ilmu kepada yang bukan ahlinya, karena akan mengarahkan kepada kesesatan. 4. Mengikat Ilmu dengan Menuliskannya Ali bin Abi Thalib berkata “Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”. Perkataan tersebut sangat pouler di kalangan intelektual Muslim. Karena, kata tersebut sangat terbukti kebenarannya dan dapat menginspirasi semua orang untuk menjadi intelektual yang dikenang kecerdasan Ali bin Abi Thalib selanjutnya adalah senantiasa mengikat ilmu berupa Alquran agar tetap abadi sepanjang masa, baik sebagai ilmu atau untuk bacaan dalam ibadah, selalu menuliskannya. Pasca wafatnya Nabi saw, ia mengumpulkan dan menulis Alquran sehingga ia tidak pernah keluar dari rumahnya, kecuali hanya untuk mengikuti shalat jamaah. Terkait dengan keterangan ini, Hernowo penulis buku Mengikat Makna dengan cukup padat menuliskan pekerjaan Ali bin Abi Thalib dalam menulis Alquran. “Imam Ali mengumpulkan ayat-ayat Alquran sesuai dengan urutannya ketika diturunkan. Dicatatnya juga mengenai jenis ayat yang memiliki pengertian umum dan khusus, yang mutlak dan yang muqayyad, yang muhkan dan yang mutasyabih, yang nasikh dan yang mansukh, yang azimah ketentuan tugas untuk dilaksanakan dan yang termasuk rukhshah kelonggaran untuk memudahkan. Selain itu, disusun pula etika dan cara-cara membaca dan mempelajari, serta tentang asbabun-nuzulnya”. Baca Juga Dilantik sebagai Khalifah, Umar bin Abdul Aziz MenangisSelain dengan cara itu, apa yang ia khutbahkan atau sampaikan di depan umum, banyak orang yang menghafalkannya kemudian menuliskannya. Kumpulan khutbah, kata-kata mutiara, surat-surat, syair, dan lain-lain ditulis dan dikumpulkan dalam satu buku terkenal yang dinisbahkan kepada Ali bin Abi Thalib, yaitu buku yang diberi judul Nahjul Balagahah. Ali bin Abi Thalib senantiasa mengikat ilmu dengan menuliskannya serta memerintah agar orang-orang juga mengikat ilmunya dengan menuliskannya. Hal ini merupakan rahasia kecerdasannya. Oleh karena itu , jika kita ingin cerdas seperti Ali bin Abi Thalib, maka ikatlah ide-ide yang muncul dari kecerdasan anda dengan menuliskannya. 5. Merangkai Kata-Kata Indah Merangkai kata-kata indah merupakan salah satu cara menstimulasi otak agar cerdas. Ali bin Abi Thalib sangat pandai merangkai kata-kata indah sehingga tak menutup kemungkinan kecerdasannya yang luar biasa dikarenakan ia terbiasa membaca, belajar, dan merangkai kata-kata indah. Telah dikatakan bahwa ia belajar pada Alquran dan hadis. Sementara, Alquran dan hadis mengandung kata-kata indah. Jadi, kepandaian Ali bin Abi Thalib dalam merangkai kata-kata indah tidak lepas dari apa yang sering ia baca dan pelajari. Ali bin Abi Thalib dengan kata-katanya yang indah telah menumbuhkan kecerdasannya dengan baik dan indah. Sekaligus ia telah mendorong pembacanya untuk ikut cerdas dan memiliki kecerdasan yang indah. Dengan kata lain, kata-kata indah dapat menumbuhkan moralitas dalam diri seseorang. 6. Memahami kemampuan Diri Orang yang berilmu, kata Ali bin Abi Thalib adalah yang mengetahui kemampuan dirinnya dan cukuplah seseorang dikatakan bodoh jika ia tidak mengetahui kemampuan dirinya. Dengan demikian, mengetahui kemampuan diri sendiri adalah ciri orang yang berilmu. Bagaimana orang yang berilmu mengetahui kemampuan dirinya? Mengetahui ilmu yang ada di dalam diri adalah satu dari sekian rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ia mengenali dan memahami ilmu yang berada di dalam dirinya. Dengan pengetahuan itu, ia dapat mengukur sejauh mana kemampuannya dan terdorong untuk terus meningkatkan kecerdasannya. Baginya, orang yang memiliki ilmu adalah orang yang tahu terhadap kemampuan yang dimilikinya. Dengan mengetahui kemampuan atau ilmu yang ada dalam diri, maka ia akan mengamalkannya dan akan bertindak sebagaimana ilmunya. Baca Juga ISIS dan Arab SpringSebenarnya, mengetahui ilmu yang ada di dalam diri, jika merujuk kata-kata Ali bin Abi Thalib, adalah sebuah cara untuk menyadarkan diri bahwa di dalam diri terdapat ilmu yang dicerap. Tatkala kesadaran semacam ini tumbuh, akan timbul pertanyaan, hendak diapakan ilmu yang ada di dalam diri? Apakah hendak dilupakan atau diamalkan? Jika ilmu dilupakan atau pura-pura dilupakan, maka ia akan bertindak seperti orang bodoh. Jika diamalkan, maka disitulah hasil dari mengetahui ilmu yang ada di dalam diri dan akan tampak bahwa dirinya adalah orang yang berilmu. 7. Mengamalkan Ilmunya Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Seseorang yang memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya, sama saja dengan orang yang tidak memiliki ilmu. Bahkan, ilmunya akan menjadi beban bagi orang yang tidak mengamalkannya. Selain itu, menurut Ali bin Abi Thalib, ilmu yang tidak diamalkan cenderung akan meninggalkan pemiliknya. Kalau harta tidak bermanfaat mungkin tidak akan lari dari pemiliknya. Tetapi kalau ilmu yang tidak diamalkan, ia akan lari dari pemiliknya. Ali ra berkata, “Ilmu berhubungan dengan amal, ilmu memanggil amal Jika ia amal menyambut panggilannya..; bila tidak menyambutnya, ia akan berpindah darinya.” Inilah sebenarnya salah satu rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Ia memiliki ilmu kemudian mengamalkannya. Ilmu yang diamalkan akan tetap bersama pemiliknya. Ali tetap bertahan dengan ilmunya karena ia mengamalkannya. Sementara ilmu yang tidak diamalkan akan meninggalkan pemiliknya. Ali tidak akan pernah ditinggalkan oleh ilmunya karena ia terus menagamalkannya sepanjang hidupnya. Demikianlan 7 rahasia kecerdasan Ali bin Abi Thalib yang sangat luar biasa. Semoga memberikan inspirasi kepada kita semua dan kita dapat mengamalka yang yang telah dicontohkan oleh Ali bin Abi Thalib tersebut. Sehingga kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, yang akan menjaga kita di dunia hingga akhirat. RujukanMayskur Arif Rahma, Rahasia Kecerdasan Ali bin Abi Thalib si super jenius kisah-kisah inspiratif kecerdasannya, Yogyakarta Diva Press, 2013Hernowo, Mengikat Makna Update Bandung Kaifa, 2009Muhammad Ahmad Isa, Para Penggenggam Surga Biografi Intelektual Pendamping Rasul tercinta pada Masa Peradaban Islam, Bandung Mizania, 2016
PENGANGKATANALI BIN ABI THALIB MENJADI KHALIFAH SETELAH UTSMAN. 08.32. Pengangkatan 'Ali sebagai khalifah tidak seperti pengangkatan khalifah yang lain. Jika Abu Bakar , di-angkat dengan peristiwa di Saqifah Bani Sa'idah, 'Umar diangkat dengan wasiat Abu Bakar , dan 'Utsman diangkat dengan hasil syura seperti yang diperintah-kan olehBagaimanakah kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib, tolong ya kak Bagaimana kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib Bagaimanakah kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib?Bagaimanakah kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalibkepiawaian yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib adalah Jawaban Sejak kecil Ali telah menunjukkan pemikirannya yg kritis & brilian. Kesederhanaan, kerendah-hatian, ketenangan & kecerdasannya yg bersumber dr Al-Qur’an & wawasan yg luas, membuatnya menempati posisi istimewa di antara para sahabat Rasulullah SAW lainnya. Penjelasan sorry kalau kurang jan lupa followD Bagaimana kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib Jawaban cedas ,pemberani,sederhana “aku kota ilmu pengetahuan,sedangkan ali gerbangnya” Bagaimanakah kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib? Jawaban kecerdasan Ali bin Abi Thalib adalah membaca Al Quran Penjelasan maaf kalau salah mudah-mudahan membantu Bagaimanakah kecerdasan yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib kecerdasan khalifah ali bin abi thalib itu membaca al quran maaf bila ada kesalahan kepiawaian yg dimiliki khalifah Ali Bin Abi Thalib adalah Jawaban memain kan pedang Penjelasan maaf kalo salah, jadi kan jawaban terbaik
KhalifahAli bin Abi Thalib melaksanakan langkah-langkah yang dapat dianggap sebagai prestasi yang telah dicapai . 1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap. Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan sebuah pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.Ali bin Abi Thalib adalah anak dari paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam, Abu Thalib. Sejak kecil, Ali dididik dan dibesarkan oleh Rasulullah, menjadikan dia tumbuh sebagai orang yang berakhlak mulia serta cerdas. Dia kemudian menikah dengan salah satu putri Rasulullah, Fatimah. Banyak sifat baik dari Ali bi Abi Thalib yang bisa diteladani, berikut 5 Amanah dan bertanggung jawabilustrasi seorang pemimpin yang amanah DarmelSebagai seorang manusia dan pemimpin umat, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang yang amanah dan bertanggung jawab. Rasulullah sering mempercayakan Ali untuk menyampaikan pesan-pesan penting dan Ali selalu memenuhinya dengan Ali diangkat menggantikan khalifah sebelumnya, dia terkenal sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Dia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan selalu mengingatkan mereka untuk bertakwa kepada Pemimpin yang dekat dengan rakyatnyailustrasi seorang pemimpin muslim sedang berceramah AdilSebagai seorang pemimpin, Ali sangat dekat dengan rakyat. Dia tidak pernah melupakan rakyatnya, terutama yang miskin dan membutuhkan sering mengunjungi pasar hanya agar lebih dekat dengan rakyat kecil dan menasihati mereka tentang ketakwaan. Ali juga sering menyurati bawahannya dan mengingatkan mereka untuk melayani rakyat dengan sebaik-baiknya, karena bagi Ali tugas seorang pemimpin adalah memajukan kemakmuran Hidupnya sederhana dan zuhudilustrasi seorang berpakaian sederhana menuju masjid AldyrkhanovSalah satu sikap Ali yang dikenal luas dan dicintai semua orang adalah kezuhudannya dan kesederhanaan hidupnya. Walaupun sebagai pemimpin dia berhak mendapatkan sejumlah fasilitas dan harta, tetapi dia memilih untuk tidak menggunakannya. Kesederhanaan Ali salah satunya terlihat dari pakaian yang dikenakannya. Dia selalu memakai pakaian yang kasar bahannya dan bertambal. Ketika sahabat-sahabatnya bertanya mengapa dia tidak memakai pakaian yang lebih lembut, Ali menjawab, "Pakaian ini menghilangkan kebanggaan dariku, membantuku khusyuk di dalam shalat, dan teladan yang baik bagi manusia agar mereka tidak berlebih-lebihan." Baca Juga 5 Quotes Ali bin Abi Thalib yang Bikin Kamu Bangkit dari Kegagalan 4. Seorang yang pemberaniilustrasi muslim bersiap berperang أخٌفياللهWalaupun berpakaian sederhana, tetapi keberanian Ali jauh dari kata sederhana. Dia tidak pernah takut mati demi membela dan menegakkan satu contoh keberaniannya adalah saat dia menggantikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam tidur di tempat tidurnya untuk mengecoh orang-orang yang ingin membunuhnya. Saat itu Ali mempertaruhkan nyawanya hanya dengan bekal tawakal kepada Allah. Ali juga hampir selalu ikut dalam peperangan membela Islam, dan ketika berduel dengan musuhnya, Ali selalu menang. 5. Berilmu tinggi dan cerdasilustrasi seorang sedang membaca buku berbahasa arab Pogung DalanganSejak kecil, Ali yang dididik langsung oleh Rasulullah ini dikenal cerdas dan berilmu. Rasulullah sendiri bahkan berkata, "Aku adalah gudang ilmu pengetahuan, dan Ali adalah gerbangnya." Ali selalu sungguh-sungguh dalam menerima dan memahami apa yang Rasulullah bin Abi Thalib dikenal sebagai ahli hukum pada zamannya. Berbagai permasalahan rumit dan pelik yang diserahkan ke Ali selalu berhasil dipecahkan dengan baik. Khalifah Umar dan istri Rasulullah Aisyah sering meminta bantuannya untuk memecahkan masalah yang mereka begitu banyak sifat baik Ali bin Abi Thalib, tidak heran kalau Rasulullah berkata bahwa Ali akan dicintai oleh orang mukmin. Ali juga termasuk salah satu sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga. Semoga kita dapat meneladan sifat baik Ali bin Abi Thalib ini ya! Baca Juga Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang Pengetahuan IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. 4Karakter Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Sayyidina Alidikenal sebagai khalifah yang pemberani, cerdas, pandai berperang dan pandai menulis. Beliau juga seorang orator ulang. Ali bin Abi Thalib. Sebagai masa peralihan dari Kholifah Usman bin Affan ke Kholifah Ali bin Abi Thalib , kekacauan kembali terjadi.
- Ali bin Abi Talib berasal dari keturunan Bani Hasyim. Ia adalah sepupu Nabi yang kemudian menjadi menantu setelah menikahi Fatimah az-Zahra. Dikutip dari Khulafaur Rasyidin 2019, Ali adalah satu-satunya sahabat yang dididik oleh Rasul sejak kecil. Ali memerintah selama enam tahun dari 35 hingga 40 H atau 655-660 Ali bin Abi Talib sebagai khalifah Setelah Usman wafat, keadaan semakin kacau. Kaum muslimin mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah. Dalam suasana kacau, Ali pun dibaiat. Peristiwa itu berlangsung pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid Madinah. Baca juga Nama dan Gelar Khulafaur RasyidinPemerintahan Ali bin Abi Talib Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa pemerintahannya penuh dengan cobaan. Ia berusaha mengatasinya dengan menarik para amir yang sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan. Ia juga mengambil alih tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di antara orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar bin Khattab. Pemberontakan yang dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah.BE9z.